Selamat Sore Buku Uang Ku, pendanaan penjualan minyak cengkeh yuk!
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan, ekstraksi dengan pelarut, dan ekstraksi dengan lemak padat. Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini di lakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut terhadap air. Metode penyulingan ada tiga macam yaitu penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap dan air, dan penyulingan dengan uap langsung.
Sentra produksi minyak Cengkeh di Indonesia adalah Pulau Sumatera, Maluku, Sulawesi dan Jawa sebagai daerah sentra penghasil bahan baku bunga cengkeh di Indonesia.
Indonesia merupakan pemasok utama minyak cengkeh untuk pasar India, Arab Saudi, Vietnam, Pakistan, Bangladesh, Amerika, dan Uni emirat Arab, adapun kekurangan kebutuhan di negara tersebut dipasok oleh Zanzibar, Madagaskar, dan Sri Lanka (Bustaman, 2011).
Melihat potensi yang sangat bagus tersebut, CV PAM bekerjasama dengan iGrow akan menambah kapasitas penjualan minyak cengkeh dari yang sebelumnya sekitar 40 ton per tahun menjadi 100 ton per tahun, untuk memenuhi permintaan dari para Offtaker yang semakin meningkat.
Lokasi usaha CV PAM terletak di Bekasi Jawa Barat sedangkan untuk workshop berada di Jatiwangi Cikarang Jawa Barat. Di dukung oleh tenaga kerja yang berpengalaman lebih dari 5 tahun. CV PAM saat ini mampu menjamin kelancaran supplai minyak atsiri Cengkeh tanpa khawatir terkendala dengan stok bahan baku yang ada, karena selama ini telah menjalin kerjasama yang erat dan terpercaya atas supplai bahan baku minyak Cengkeh yang berkualitas serta SDM yang kompeten, dimana salah satu supplier minyak Cengkeh berasal dari Sulawesi.
Setiap usaha akan selalu ada risikonya, namun usaha di bidang perdagangan minyak atsiri cengkeh ini relatif jauh lebih kecil dibanding dengan usaha budidaya minyak Cengkeh. Tidak ada risiko terkait dengan terjadinya serangan hama yang menyebabkan hasil panen menurun atau gagal panen. Adapun risiko yang mungkin muncul antara lain terkait dengan fluktuasi harga dan kualitas bahan baku, dimana hal ini diantipasi dengan menjalin kerjasama dengan supplier yang terpercaya dan sudah terjalin erat dengan jangka waktu lama serta terkait dengan transportasi dimana proses pengiriman jika antar pulau dengan menggunakan jalur laut yang memakan waktu sekitar 5 hari – 7 hari namun hal ini dapat diminimalisir karena pembayaran CV PAM kepada supplier adalah franco gudang di Offtaker. Sehingga semakin meminimalisir risiko dalam usaha perdagangan minyak atsiri Cengkeh ini.
Bagi warga masyarakat yang ingin terlibat membiayai dalam kegiatan proyek tersebut, dapat berkontribusi dengan nilai per unit sebesar Rp. 2.500.000,- Jangka waktu proyek ini selama 3 bulan dengan proyeksi margin keuntungan sebesar 4.5% per tiga bulan yang akan dibagikan setiap bulannya.
Komentar
Posting Komentar